Sunday, June 20, 2010

*Blum Tau Judulnya APaand,, heheh :)*

Hi,,,,, Namaku Angela, biasa dipanggil angel dan La. Sekarang aku berusia 17 tahun. Tubuhku ideal dengan kulit kuning langsat, Rambut indah berombak panjang, mata coklat dan bibir yang mungil dengan warna merah muda. Hidupku seperti anak-anak pada umumnya, tapi yang membuat beda aku nggak punya teman yang banyak, karena aku hanya mempunyai dua orang sahabat yang selalu mengerti aku. Meskipun begitu aku tetap senang akan keadaanku yang sekarang karena aku mempunyai orangtua yang selalu sayang sama aku dan pasti anjing chihuahua kesayangan aku, Mojo.
Mama dan papa selalu bangga sama aku karena aku selalu juara kelas. Aku mempunyai seorang adik yang bernama Dicky. Dia itu anaknya bandel banget, susah diatur dan selalu bikin aku kesal, tapi aku sayang kok sama dia.

“Angel, bantuin mama masak!” teriak mama dengan keras hingga memekakkan telinga orang yang mendengarnya. “ iya, Ma .. Tapi, setelah Angel mandiin Mojo dulu “ kataku sambil membilas busa di tubuh Mojo.
“ Mojo, kalau kamu jadi aku mungkin kamu takkan tahan dengar teriakan mamaku setiap hari” ucapku kepada anjing kesayanganku.
Setelah selesai memandikan Mojo aku langsung menuju ke dapur tepat dimana mama berada. Belum sampai di dapur bau masakan mama sudah masuk ke hidung kecilku. Baunya membuat siapa saja ingin segera makan. “ Angel, kamu masukin daging ini di panci yang itu. Kemudian kamu potong-potong sayuran yang ada di meja! “ Ujar mama sambil menjelaskan. “ Oke sip deh Ma. Tapi... Tumben mama buat masakan sebanyak ini memang siapa yang mau datang? Kayaknya spesial banget “ kataku sambil bertanya kepada mama. Mama kan biasanya hanya masak masakan yang sederhana seperti Tahu,Tempe, sama sayur doang makan ikan pun hanya sekali seminggu. Meskipun keluargaku termaksud orang kalangan atas tapi, gini nih mama sama papa ku termaksud pelit dalam hal uang. Setiap hari aku hanya di beri uang jajan Rp 5.000. Kalau ke sekolah aku selalu diantar dan dijemput katanya supaya ngirit.
“ Om Suryo tetangga kita dulu sudah pulang dari Sydney”
“ Om Suryo yang mana Mah? Angel kok Lupa “
“ Itu , anaknya teman sepermainan kamu waktu kecil, Rano. Kamu suka main sama dia. Ingat?” Kata mama sambil mengingatkanku kembali dan membawaku ke kenangan masa kecilku.
“ Oh Rano yang cengeng itu? Yang kakaknya namanya Kiran kan?” Ucapku ketika ingatanku sudah bisa mengingat kembali.
“ iya... ayo cepat masaknya ini sudah jam berapa!”
“ Oke Bosssssss”
Sebenarnya dalam hal masak memasak aku jago. Karena selain hobiku menulis, membaca, nonton, dengerin musik, jalan-jalan sama Mojo, bertamasya, mengikuti kegiatan sosial aku juga hobi masak.
Setelah bergulat dengan aneka bahan-bahan masakan dan bumbu dapur akhirnya selesai juga tepat pada waktunya. Mama menyuruhku untuk segera mandi.

Di kamar aku tidak segera mandi (aku memang keras kepala tidak bisa disuruh hanya sekali tapi harus berkali-kali baru aku mau itupun dengan berat hati. Menurutku tidak usah disuruh-suruh akukan pasti akan mengerjakannya). Aku mencari sebuah album foto masa kecilku. Karena aku ini orangnya selalu ingin tahu. Setelah mengobrak-abrik kamarku yang memang sudah berantakan akhirnya aku menemukan album foto yang kucari. Aku membuka satu persatu album foto itu. Gambar fotonya lucu-lucu mengingatkanku akan masa kecilku yang bahagia dan tanpa pikiran apapun yang taunya hanya makan , main, nonton, dan tidur. Masa kanak-kanak memang masa yang terindah didunia.
Aku tertawa kecil ketika melihat foto aku bersama Rano. Ternyata waktu Rano masih kecil sangat lucu. Dalam foto itu aku berpakaian seperti anak laki-laki sedangkan Rano dengan penampilannya yang sedikit culun berdiri disampingku. Mana tidak lucu dia memakai celana sampai jojon. Potongan rambutnya sangat lucu karena waktu itu semua orang malas pergi ke Salon untuk cukur rambut. Untuk itu kalau rambut Rano dicukur sama Bapaknya tinggal kasih mangkok dikepalanya dan hanya tinggal cukur aja melingkar mengikuti lingkaran mangkok. Jadi deh rambut Rano sudah tercukur rapi tapi terlihat culun. Hohoho.......
Rano memang waktu kecil ia cengeng banget sampai-sampai kakaknya, Kiran tidak tahan dengan dia karena terlalu cengeng. Kalau pulang sekolah aku selalu pulang bareng sama Rano.
Rano takut pulang sendiri, karena jika ia pulang sendiri maka siap-siap saja dia akan pulang dengan menangis. Anak-anak yang laen memanfaatkan kondisi Rano yang lemah untuk di kerjain. Tapi, dibalik kelemahannya itulah yang membuat aku sayang sama dia waktu itu. Aku selalu ingin melindunginya, aku tidak rela jika ia disakiti orang. Aku yang dulu memang tomboy, selalu mendatangi anak-anak yang mengerjai Rano hingga menangis. Mereka , anak-anak nakal itu aku pukul sampai lari ketakutan dengan ilmu pencak silat dan karateku. Makanya aku ditakuti dengan anak-anak sehingga Rano selalu aman jika bersamaku.
Kelemahan Rano waktu kecil adalah dia fobia dengan Serangga apapun itu. Dengan kupu-kupu yang notabenenya indah ia sangat takut jika ia melihat serangga baik itu kupu-kupu,belalang, lebah dan lainnya dia langsung segera pingsan. Dia pingsan tidak hanya satu jam tapi Sehari semalam. Aku heran dengan anak itu Laki-laki kok gitu?.
Tapi, itu waktu Rano masih kecil , Bagaimana Rano sekarang yach? Apa dia masih seperti waktu kecil? Pertanyaan itu berputar-putar dikepalku.
Mama membuka pintu kamarku, seketika dia berteriak “ ya Ampun Angel !!! Mama kira kamu sudah selesai. Cepat Mandi sana Om Suryo tidak lama lagi datang!”.
“ Iya Ma Angel pasti mandi kok” aku segera berdiri dari tempat tidurku dan menuju ke kamar mandi. Aku malas dengar omelan mama, Telingaku biasa sampai budek dengar omelannya.

♥♥♥

Makanan yang sudah aku masak bareng mama sudah tertata rapi di meja makan. Mama, Papa dan Adikku Dicky sudah berpakaian dengan rapi. Sedangkan aku baru selesai mandi. Memang aku paling lama mandi dikeluargaku paling sebentar aku mandi setengah jam. Tidak tahu kenapa kalau aku mandi aku lupa sama waktu. Mungkin aku terlalu asyik main-main busa dikamar mandi. Berhubung karena sekarang aku tidak setomboy seperti yang dulu karena pergaulan aku sekarang lebih memperhatikan penampilanku.
Untuk pakaian Aku memilih memakai gaun batik yang berwarna biru. Rambutku aku gerai dan memakai make up yang simple saja.
“ Angel, om Suryo sudah datang kamu cepat turun “ kata Mama dari balik pintu kamar
“ iya, Angel selesai bentar lagi. Mama diluan gih, nanti Angel nyusul “ kataku
“ kamu jangan lama-lama , nanti nggak enak sama Om Suryo sekeluarga !”
“ Okedeh Ma “
Aku segera menyelesaikan dandananku. Dalam hati aku deg-degan, entah mengapa aku deg-degan banget. Mungkin aku malu ketemu dengan Rano lagi.
“ Kenapa aku begini? Kenapa aku jadi deg-degan?” aku gelisah. “ Angel, ketemu sama Rano ajah kamu gelisah. Kamu harus Pd. Jangan Malu-maluin” ujarku pada diriku sendiri. Setelah menyakinkan diriku sendiri aku segera menuju ke ruang tamu.
“ Aduh Nak Kiran sudah mulai berubah, Nak Kiran cantik sekali. Tante ingat dulu nak Kiran itu agak tomboy. Tapi, sekarang coba lihat penampilanmu cantik banget”
Kata mama memuji kak Kiran yang memang sudah sangat cantik dari kecil. Dulu waktu kecil memang kak Kiran agak Tomboy tapi tidak setomboy aku. Dia sewaktu masih kelas 1 SMP , sudah banyak orang yang nembak dia gitu tapi, selalu di tolak. Padahal yang nembak dia genteng-ganteng dan imut pula. Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan sama kak Kiran. Aku ingat dulu dia pernah jadian sama anak sebayanya. Anaknya ganteng, cool dan menjadi idaman sama anak-anak lainnya. Kak Kiran dulu sangat sayang banget sama anak itu. Sayangnya, selang beberapa bulan setelah ia jadian anak itu pindah ke Austria. Sejak itu, kak Kiran menutup rapat-rapat hatinya.
“ Makasih Tante.... ngomong-ngomong Angelnya mana, kok nggak kelihatan?” ujarnya ketika menyadari Angel tidak nongol-nongol.
“ Oh ... dia masih ada di kamarnya sebentar lagi turun”. Mama menengok ke arah tangga dan dia mendapatiku sedang berjalan dengan anggun menuruni tangga itu.
“ itu dia Angelnya” kata Mama sambil menunjukkan tangannya kearahku.
Semua orang memandangku termaksud Rano. Disitu sebenarnya aku agak sedikit kikuk. Aku kemudian segera berdiri disamping Mama.
“ Angel duduk disitu disamping adek “ Kata Mama sambil mengarahkanku.
Aduh Mama menyuruhku duduk pas didepan Rano lagi. Nyerocosku dalam hati.
“ Wah, Tante nggak nyangka Angel sudah segede ini. Angel masih ingat sama Rano?” Ucap Tante jenia, Mama Rano. “ Masih tante...” Kataku sambil tersenyum manis.
Setelah bercakap-cakap, kamipun segera makan malam. Di meja pun semua masih bercakap-cakap menceritakan masa lalu. Selesai makan aku dan Rano pergi ke taman belakang rumahku dan duduk di pinggir kolam.
“ Angel kamu berubah banget tau nggak? Terakhir kita ketemu kamu masih anak perempuan yang galak dan tomboy. Tapi, sekarang kamu menjelma sebagai anak perempuan yang menawan” Rano berucap.
“ Dasar lebay... kamu juga tuh dulu kamu itu lemah banget ngelawan teman sendiri ajah nggak bisa.Ujung-ujungnya pasti kamu minta bantuan aku. Terus aku ingat dulu kamu itu takut banget yang namanya ‘Serangga’ .. Masa sama kupu-kupu aja kamu takut. ..........“ Aku terus berbicara tanpa sadar Rano terus memperhatikanku. “......kalau kamu ketemu serangga kamu pasti langsung pingsan sehari semalam” Aku berhenti bicara karena sadar Rano terus menatapku dalam-dalam. Aku kemudian menyadarkan Rano “ Hei... Rano... Rano .... Hellloooo “ Aku menepuk pundaknya. Iya kemudian tersadar.
“ iya..iya Kenapa Angel?” Kata Rano yang kebingungan. “ Kamu sih, ngelamun aja”
“ nggak aku nggak ngelamun kok aku cuman kehipnotis sama kecantikanmu” keluarlah kata-kata gombal dari Sang Rano.
“ kamu bisa ajah.. eh kamu tahu nggak kamu itu berubah banget. Kamu udah nggak terlihat lemah lagi seperti dulu. Maaf bukan maksudku untuk mengejek kamu, tapi sumpah beneran kamu itu kelihatan lebih maco dan ganteng sekarang” Kataku memuji Rano yang emang secara fisik sudah berubah total. “ Iya dong.....”

♥♥♥

“ Beneran La? Kamu nggak bohong kan? Di mana dia sekolah sekarang? ” kata Lauren sahabat aku. Setelah aku menceritakan kejadian semalam sama dia, dia langsung terkejut mendengarnya. “ Iya masa aku bohong sih sama kamu. Rano sudah berbuah banget mulai ujung kaki ampe rambut. Sekarang tuh dia sekolah di International School” kataku meyakinkan Lauren. “ Menurutku itu ada benernya juga Lauren... Orangkan bisa berubah” Ujar salah seorang sahabatku yang bernama Gilang.
Aku belum menceritakan sama kalian tentang dua orang sahabatku ini.
Lauren adalah teman sepermainanku semasa SMP. Dia itu orangnya cantik abis, badannya ideal kulitnya sawo matang dan matanya yang berwarna coklat dihiasi dengan bulu mata yang lentik alami membuatnya disukai banyak cowok. Dia sudah berpacaran sebanyak 30 kali. Dalam sebulan ia mampu berpacaran sama 2 orang cowok. Sebenarnya dia mau menolak setiap cowok yang menyatakn cintanya pada Lauren. Tapi, berhubung Lauren yang orangnya nggak tegaan diapun menerima semua cowok yang menyatakan cinta padanya. Tapi, kehidupannya tidak seperti yang kita bayangkan. Orangtuanya bercerai sewaktu dia masih berumur 8 tahun. Sekarang dia tinggal bersama Papanya. Mama Lauren sampai sekarang tidak terdengar lagi kabarnya setelah Lauren memutuskan untuk tinggal bersama Papanya. Makanya dia ingin sekali bertemu dengan Mamanya itu. Memang pernah Lauren mendengar berita bahwa Mamanya telah menikah lagi dengan orang lain dan tinggal di Boston. Mendengar cerita Lauren pertama kalinya aku menangis dan merasa sangat sedih.
“ Nanti aku kenalin deh kamu sama Rano, pasti kamu bakalan gemes banget lihat mukanya” Ucapku sekali lagi untuk meyakinkan Lauren. “ Oke deh kalau gitu.... eh ngomong-ngomong sebentar sore kita pergi belanja yuk ke Senayan. Sekarang lagi ada diskon besar-besaran” Ujar Lauren dengan bersemangat.
“Okeh..untung tabunganku lagi banyak-banyaknya pan biasanya mamah pelit ngasih uang ke aku,,” kataku
“Tapi, aku bisanya sehabis aku les Biola dulu” Kata Gilang.
“ Oke Gilang ... Apa sih yang nggak buat kamu”
Gilang adalah orang yang termaksud cinta banget sama seni musik apalagi biola. Dia itu selain biola bisa memainkan gitar, drum, bas, piano, harpa, terompet, dan sexophone. Memang Gilang sedari kecil sudah diajarkan main musik sama kedua orang tuanya. Itulah mengapa dia sangat senang bermain musik. Gilang ciri-cirinya wajah ganteng tapi lebih ganteng Rano, Rambutnya jabrik, badannya sedikit kekar dan putih. Selain jago dalam hal seni musik dia juga pintar. Dia selalu ikut olimpiade cerdas-cermat. Kalau dibandingin aku yang otaknya pas-pasan aku jauh tertinggal dibandingin dia. Makanya kalau ada PR pasti aku dan Lauren selalu kerumahnya.hehe,,
“ Eh kita ke kantin yuk ... Laper” kata Gilang sambil kedua tangannya memegang perutnya. “ Ayuk “ Sahutku.
Kami bertigapun segera menuju ke kantin.
“ Mas basonya tiga, minumannya es jeruk aja “ Gilang berkata kepada penjual.
“ Eh kalian udah pada belajar nggak? Sebentarkan ada ulangan Fisika” Ucap Gilang seraya ingin memberitahu kami.
“ Aduh mate deh... Gara-gara tadi malam aku sampai lupa belajar “
“ Kalau aku biar belajar nggak bakalan masuk soalnya aku sms-an terus sama pacar aku “ Ujar Lauren yang memang suka banget sms-an sama cowoknya.
“ Ngomong-ngomong pacar kamu siapa lagi? Masih sama si Dilla? Aku kira kalian udah putus” Sahutku kepada Lauren.
“ Aku ma Dilla emang sedah putus.. Sekarang aku pacaran sama Tombak. Dia bukan anak sekolahan sini”
“ Pantes ... kamu suka ngelamun dikelas”

♥♥♥

Di Senayan aku, Lauren dan Gilang sedang asyik memborong baju, sepatu, tas, accsesoriss, pokoknya yang lucu-lucu kami beli. Hehe,,, namanya aja remaja, iya nggak?? Sudah dua jam lebih kami mengelilingi Mall ini ,sudah penuh tangan kami dengan belanjaan, tapi rasanya kami baru sebentar kelilingnya.
“Lang, kamu mau beli apa nih?? Tinggal kamu deh yang kayaknya belum belanja..” Tanyaku
“Aku mau pegi ke Counter hape, mau ganti hape baru nih,,, hape ku dah mau pensiun” Katanya sambil memperlihatkan hape bututnya yang emang kayaknya harus cepet-cepet di ganti sih. “Ya udah kalo gitu,, ayok kita pergi..” ujar Lauren yang kemudian langsung jalan diluan. Jadi bingung sebenernya yang mau beli hape gilang pa Lauren. Mmmhhhhh,,,

Sesampainya di counter hape, aku dan Lauren lagi sibuk milihin hape yang paling bagus buat Gilang, Gilang malah hanya bilang “terserah deh yang penting bisa di pake nelpon” menyebalkan sih kata-katanya tapi ginilah Gilang, orangnya simple nggak neko-neko. “Lang, kalau yang ni gimana?? Nih hape BlackBerry yang lagi ngtrend” kata Lauren sambil menyodorkan Hape pilihannya.
“Lang, kalau mau mirip sama BlackBerry mending milih nokia aja yang mirip ma BB alnya fitur-fiturna BB nggak bagus,,” jelasku.
“Yang mana-mana aja deh..” Jawab Gilang dengan santai
“Yaelah Lang, kamukan yang mau beli hape bukan aku ma Lauren, ngasih pendapat kek gitu”
“Ya udah pilihan kamu aja deh La, yang itu aja” katanya sambil nunjuk hape yang aku pegang.
“Jadi kamu nggak mau BB Lang? Yaudah deh aku beli aja nih hape,, lagipula dah bosen ma hapeku yang lama” ucap Laura dengan muka ceria.
Tiba –tiba ada suara yang nggak di undang dateng. Krok—kokkok,,, “Hehe, aku laper nih?? Ucap Gilang dengan nyengir gara-gara malu. Aku dan Lauren cuman bilang Oke aja plus keheranan sih, mau ketawa tapi nggak bisa.
“Eh,, La, gimana tuh kabarnya Rano? Dia udah kontek kamu blom??” Tanya Laura yang mulutnya masih mengolah bakso besar dimulutnya.
“Blom,,” jawabku singkat
“La, kamu suka ya ma Rano waktu kecil?” ucap Gilang yang keliatannya serius banget.
“Waktu kecil aku ada perasaan sih ma dia, yah cinta monyetnya anak kecil, gimana sih? Yah kek gitu-gituan aja nggak lebih, mang knapa Lang? Kamu cemburu yah?” jelasku panjang lebar tinggi, dan penasaran
“Ahh,, mana mungkin La, ngarang” sangkal Gilang
“Kamunya sih nanya-nanya gitu orangkan bisa salah sangka, iya nggak La” Ujar Lauren sambil kedipin mata ke aku.
Sore itu habis makan kami segera pulang, di dalam mobil kami gila-gilaan lagi, puter musik rock gede banget cinn,, Lauren tuh yang suka musik rock. Aku cuman ngikut-ngikut goyang-goyang juga, tapi gara-gara pengaruh Lauren jadi rada-rada suka ma lagu Rock. Lauren udah kayak orang gila tuh. Rambutnya udah berantakan semua. Tapi gini-gini kita-kita nggak pernah injak diskotik. Nggak Seru banget kalau ke diskotik, adanya Cuma orang mabok, bau rokok sana sini, dan sejenisnya. Mending pergi ke pameran jalan-jalan. Kalau ada barang bagus beli, daripada uang habis beli minuman alkohol yang nggak ada guna.
Di tengah-tengah kerasnya bunyi Tape mobil Lauren, bunyi Ringtone Hape ku bunyi. Aku langsung cepet-cepet ngambil hape aku dan mengangkatnya.
“Halo..?” kataku sambil meletakkan jariku di bibir agar volume musiknya dikecilin.
“Halo, ini Angel yah..?” ucap seseorang diseberang telepon
“Iyah..ini dengan siapa yah?” tanyaku penasaran. Gilang dan Lauren juga penasaran dan mulai memasang telinganya baik-baik.
“Ini dengan Rano La,, udah lupa yah ma aku?’’
“Ohh.. Rano,, nggak mungkinlah aku lupa ma kamu Ran, kamukan temen kecil aku” ujarku.
“La, boleh nggak besok kita ketemuan di Kafe Cherry jam 7 malem?” tanyanya
“Boleh, tapi dalam rangka apa nih?” tanyaku lagi
“Yah nggak dalam rangka apa-apa sih,, ku tunggu yah besok” katanya dengan nada yang terdengar senang. Aku melihat Lauren dan tangannya mengisyaratkan aku juga ikut dong La .
“Tapi aku boleh ngajak temen aku yah?”
“Okey,, ajak aja, bye-bye” Ucapnya kemudian. Mendengarnya Lauren terlihat seneng banget.
“Bye” kataku kemudian menutup telepon kami.
“Makasih yah La, Dah nggak sabar nunggu besok. Tambah penasaran deh liat Rano” Ucap Lauren yang wajahnya berbinar-binar.
“Aduh .. kamu itu baru aja mau ketemu cowok wajahnya dah merah” ucap Gilang dengan agak sedikit marah.
“Kenapa sih, sirik aja!”
Yah aku hanya diam saja lihat mereka berdua bertengkar, sudah biasa aku melihatnya. Mau dipisahin juga tapi mereka baikan sendiri. Tapi aku masih penasaran kenapa yah Rano ngajak aku keluar. Apa ada yang ingin dia sampaikan? Ahh... biar kita liat besok saja, buat yang lebih pastinya.
♥♥♥

Dikamar aku hanya memandangi langit-langi kamarku, hari ini aku seneng bisa jalan-jalan dan dapet telepon yang tak terduga dari Rano. Tapi, aneh yah aku nggak merasakan apa-apa. Padahal waktu pertama aku bertemu lagi dengan dia hatiku berdegup dengan kencang tapi sekarang rasanya aku menganggap Rano hanya sebagai teman biasa. Rasanya saat ini hatiku lagi kosong,, tak ada orang didalamnya. Yah mungkin aku bukan ditakdirkan untuk Rano kali yah..??
Klik.. pintu kamarku terbuka. Aku berpaling melihat siapa yang datang. Ternyata Dicky si anak nakal.
“Ka, dipanggil mama tuh..” katanya dengan ketus dan tidak sopan.
“Kenapa?”
“Yah nggak tau..” setelah dia berkata dia melihat boneka Stich kesayanganku. Hap.. dia mengambilnya dan meledekku dengan mengeluarkan lidahnya dan langsung berlari dengan cepat keluar kamarku. Aku yang tidak terima segera mengejarnya dengan muka yang marah, kesel, gemes.
“Sini kembaliin,” Teriakku sambil mengejarnya.
Sampai diruang tamu dia mengelilingi kursi dan aku mengejarnya terus. Papa yang ada di situ sambil memebaca koran tadi pagi, hanya geleng-geleng kepala melihat kami. Dia berhenti lalu membalikkan badannya dan mengejekku lagi. Aku langsung menangkapnya dan menjewer kedua kupingnya. Jadilah dia berteriak sekeras-kerasnya, aku tidak peduli soalnya dia nakal dan tidak sopan sama aku. Aku membalas dendam. Hahaha..


Papa yang tidak tahan lalu menutup korannya lalu berteriak “Sudah..sudah.. kalian itu kerjanya bertengkar terus, Angel lepasin adik kamu.. Dicky kasih boneka kakak kamu itu. Kamu itu laki-laki Dicky masa kamu main boneka. Ayo kembalikan!!!!” Ucap Papa dengan tegas yang sanggup melerai pertengkaran kami. Akhirnya aku melepas jeweranku dan mengambil boneka kesayanganku itu. Akhirnya boneka ku kembali. Makasih Papa...
Mama kemudian muncul dan berkata
“Angel, mama panggil kamu dari tadi, ayo sini cepet bantu mama” ucap mama marah-marah sambil memegang alat pengaduk.
“Iya mah..” kataku dengan lembut.
Aku berjalan mengikuti mama kedapur. Di dapur aku melihat bahan-bahan membuat kue cake. Siapa yang ulang tahun? Tanyaku dalam hati.
“Mama, mau bikin kue cake. Jumlahnya lumayan banyak buat acara Panti besok, kan Papa baru dapat rezeki jadi mama mau syukuran”
“Besok Ma? Jam berapa?” tanyaku karena besokkan aku ada janji sama Rano.
“Iya besok.. jam 4 habis kamu pulang sekolah. Ayo cepat bantu mama!”
Aduh besokkan aku ada janji sama Rano, yah batal deh ni ceritanya. Kalau aku bilang kemamah pasti mama malah nyeramahin aku.
Nyampur,ngaduk, mixer, huaaa capek nih badan mana kuenya masih banyak lagi yang mau di buat.
“Mah, kenapa nggak dipesen aja si kuenya ? kan capek buatnya,” kataku mengeluh
“kalau misalnya mama mau mesen coba hitung pengeluarannya berapa, mahalkan? Lebih baik bikin sendiri kan lebih hemat, kamu itu belum ngerti pasti kalau kamu sudah jadi kayak mama pasti ngerti, ya sudah jangan marah-marah terus kapan selesenya...” perintah mama.
Sampai jam 12 malam akhirnya semua pekerjaan selesai, capek banget rasanya. Mana mata udah bengkak, keringatan, bau, badan pun jadi kotor. Mesti mandi nih.


*NB: Lanjutannya tunggu ajah,, dalam proses pembuatan nih,, heheh